/to think/

8:59 AM

“Masuk HMP itu syaratnya cuma satu: kalian BERPIKIR!” –suatu momen dalam MPAB HMP Pangripta Loka 2013.

Itu bukan sebuah momen yang dialami oleh kelima indera saya sendiri. Saya mendengarnya dari ujar seorang teman. Meskipun kalimat itu hanya saya tangkap oleh kedua telinga –itu pun bisa dibilang second hand –namun ia mampu menggema dalam benak saya. I feel like kinda obsessed.

Tiba-tiba saja ketika seorang adik kelas di OSIS mengirimi saya pesan leat jejaring sosial, obsesi saya menyeruak.
 “Saya ingin dia berpikir.”
Akhirnya saya bombardir dia dengan ‘Mengapa?’ dan ‘Bagaimana?’. Mungkin ia lelah, selama setengah jam merasa diputar-putar oleh seseorang yang bahkan belum pernah ia temui. Tapi saya hanya ingin kami sama-sama menyadari: mengapa Ia membawa kami ke sana, sebab katanya OSIS itu jodoh. Keluaran dari percakapan itu tentu berbeda: for her to struggle, and for me to thank, syukr. That’s what I hope.

Di saat semuanya jatuh satu per satu layaknya percik hujan, dan saya merasa tak ada lagi tempat menampung hingga akhirnya kebanjiran –seperti saat ini –saya semakin meyakini makna dari kata kerja itu. Akan sangat sulit untuk kemudian melangkah, karena saya tak mampu memandang banjir ini apa dan akan mengarah ke mana. Ya, itu semua hanya karena saya tak mampu –atau tak mau –berhenti sejenak, menghela napas, menatap dan berpikir. At the end, saya hanya akan tenggelam dan terbawa arus, tak bisa menangani apapun.

When you lost your goal, just stop walking; take your time, find the answer after asking ‘Why?’

Hari ini saya dihadapkan pada “Capita Selecta”-nya M.Natsir, buku Papa yang saya temukan di atas jok mobil. Mengesankan. Bab pertamanya berbicara tentang kata kerja yang sama. Saya dibuat berpikir dan menyadari bahwa agama ini, Islam, mengajarkan: 





Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S. Al-Israa’:36) 
Lantas sudahkah saya –kita –berpikir? J

Mungkin Maryam dan Dika terlalu pandai berkata-kata sehingga visualisasi saya menjadi optimal :p

You Might Also Like

0 comments

ayo komen disini :)

Popular Posts