Bersalah

9:27 PM

Sedang merasa tidak enak.


Tentang amaryllis, fressia, gladiolus, buttom pom, atau apalah itu namanya. Aku tak pernah mengerti itu apa. Tapi yang jelas, mungkin salah satu di antaranya itu aku. Jujur memang tak pernah ada apa-apa. Aku pun tak pernah memikirkan lebih jauh dari itu. Saat itu, hanya spontan. Tanpa pernah bermaksud menggores, mengusik pun tidak. Maaf jika bahkan itu berbekas hingga kini. Sejak hari itu, aku sungguh, merasa tidak enak. Ya, aku tak bisa tak menoleh melihat yang kau punya, melihat yang kau lakukan. Hanya di situ saja, namun mungkin karena hal itu, dan dengan sedikit yang kau lakukan (yang bahkan sebenarnya tidak pantas dipermasalahkan), aku jadi mudah tersulut. Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan. Namun bukan di sini tempatnya. Lain kali, tatap muka. Satu hal, benci tak pernah ada. Hanya sebongkah iri yang menjadi katalis kekonyolan.Maaf, untuk kekanakan di saat itu. Kita teman. (Boleh kan?)

Tentang hal yang jatuh. Tahukah aku sangat merasa bersalah saat mendengarnya? Bahkan bukan sekedar jatuh; ada yang rusak. Dan lagi, itu tepat setelah aku menjatuhkan. Untungnya masih sahabat. Terima kasih untuk pengertiannya. Sampai saat ini pun masih lingkaran dalam. Apakah begitu juga? Mudah-mudahan.

Tentang telinga. Maaf karena akhir-akhir ini semakin kekanakan. Aku semakin khawatir dengan banyak hal. Tentang kehilangan, tentang harapan yang digantungkan, tentang beban, tentang mendidik, tentang menjadi seimbang, tentang tuntutan, tentang ..., tentang ..., ya, tentang semuanya. Dan seperti sebelum-sebelumnya, kau yang bisa membuat merasa pulang. Semuanya tumpah tanpa pernah tahu batas. Maaf jika bahkan itu membuatmu tertanggu. Sayang kamu, selalu.

Tentang yang hilang.

Tentang emas.

Tentangku.

Sudahlah. Sudah saatnya berjuang

You Might Also Like

0 comments

ayo komen disini :)

Popular Posts