Life After OSIS #2: Mereka

9:57 PM

Sedikit mencurahkan: hari itu, gw sesak rasanya; karena gw tidak tahu lagi harus pulang ke mana nantinya. Di hari pertama setelahnya, gw kebingungan, gw merasa asing dari rutinitas yang seharusnya memang menjadi makanan sehari-hari gw.
 random thought: Coba deh baca entri yang ini sambil buka blog Ayu Ginarani. Gw suka lagunya hehehe
Gw hampir lupa caranya menggores, membuka lembaran, memulai duduk tenang untuk memahami apa yang ada di depan gw. Gw hampir lupa caranya belajar. Terbiasa apatis padanya, gw lebih senang 'pulang'. Sekarang? Gw menyerah, karena ternyata gw memang sudah harus memulai. Untungnya, ketika gw menatap sekitar: masih ada :)
random lagi: tadi malam, gw mimpi BLDK
***

OSIS. OSIS Pionir.

Pasti gw ingat G. Bagaimana tidak? Dia tidak pernah bilang apa pun, seperti I am always behind you or anything sweet like that. Tidak. Dia tidak pernah menjanjikan apa pun. Tapi dia menunjukkan kalau dia selalu ada. Bingung gw selalu dibalas dengan solusi jitu. Stres gw dibalas dengan kata-kata menenangkan. Selalu, tanpa diminta. Dari dia gw banyak belajar; bukan karena dia mengajari. Selama ini dia hanya menjadi dirinya, dan akhirnya gw mencap dia sebagai salah satu teladan. Gw punya visi yang lebih dalam setelah sesi-sesi sharing dengannya. Kata-katanya "dalam", dewasa; gw selalu kagum, dia juga selalu bisa melihat lebih dalam.  Benar kata A, dia memang melebihi peka. Kemarin A bilang: akhir-akhir ini gw sangat bersyukur punya G. Dan di dalam hati gw tersenyum, karena gw pun merasakan hal yang sama.

A, gw juga gak mungkin lupa yang satu ini. Dia punya magnet, dengan kuat medan yang dahsyat. Orang-orang berdatangan kepadanya, lalu semua tumpah ruah. Adakah yang lain yang bisa seperti itu? Kini gw tahu apa magnetnya: peduli, penyayang, mendengar, keibuan, menekan ego, menenangkan; dan magnet lainnya -gw tidak tahu cara mengungkapkan magnet itu. Sesulit apapun keadaan dirinya, dia mampu untuk tetap menyediakan telinga, berujar bijak, memberi cahaya di tengah gelap. Sesulit apapun keadaan dirinya, uluran tangan itu tetap ia beri. Dia memang setulus itu. Gw selalu berharap gw bisa menjadi tempat bersandar baginya. Karena ketika jatuh, dia selalu datang. Waktu yang gw habiskan bersamanya adalah masa-masa yang berharga. Gw dan dia punya hobi yang sama: menertawakan D

D itu bodoh, tapi bekerja bersamanya adalah sebuah kesenangan. Total, ide-ide gila, cara kerja serupa, pemikiran yang sinkron. Apa lagi? The best partner I've ever got in my life. Dia mengesalkan, aneh, tapi tetap saja menjadi salah satu yang paling menyenangkan.

Kali ini B. B selalu tidak sadar apa yang dia punya. Dia selalu merasa dia tidak sama, selalu bilang bahwa sinarnya tidak sebenderang sinar di sekelilingnya. Dia tidak sadar, di mata yang lain dia terang. Dia tidak sadar akan kharismanya sendiri. Dia tidak sadar, dia yang sederhana itulah yang kami cinta.

Lupa tentang U? Rasanya tidak mungkin. Dia itu pahlawan. U yang apa adanya, U yang all out, U yang blak-blakan, U yang terbuka dan konyol. Dia itu pahlawan, selalu datang ketika dibutuhkan. Memberi semua yang ia punya, tanpa pernah pamrih, tanpa pernah merasa lebih. Ketika gw bilang gw punya masalah, dia tidak hanya sekedar mendengar. Ia tidak hanya sekedar memberi solusi. Tapi ia menjadi solusi itu sendiri. Mungkin dia tidak tahu, bahwa gw juga sesayang itu kepadanya, bahwa gw benar-benar bersyukur memilikinya.

Lalu tentang N, entah harus bilang apa. Dia sahabat terbaik, gw rasa itu cukup.

Kemudian E, salah satu dari yag gw kagumi. Dia selalu tenang, mungkin tepatnya selalu terlihat tenang. Seperti yang pernah gw bilang, dia tetap yang terbaik yang pernah gw punya.

D lagi, R, O, U lagi, S, W, T, M, ... semua. 

Semua dari 71 itu terlalu berharga.

You Might Also Like

0 comments

ayo komen disini :)

Popular Posts