Dari Seorang Murid, untuk Para Guru :)

3:41 PM

Ada banyak kendala yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar (KBM) di dalam kelas. Kendala itu bisa datang dari murid, dari guru, ataupun dari sarana dan prasarana yang mendukung KBM.

Yang ingin saya bahas disini adalah kendala yang datang dari guru.

Saya memang bukan seorang guru, saya juga belum pernah mengajar dalam forum formal. (kalau ngajarin ade sih sering hehe) Jadi saya ingin meminta maaf terlebih dahulu siapa tahu ada kata-kata yang kurang mengenakkan atau bagaimana gitu. Mungkin saya terkesan sok tahu. Tetapi saya hanya ingin mengemukakan pendapat dari perspektif seorang murid.

Bagaimana masalah-masalah itu bisa datang dari guru? Inilah yang saya lihat selama ini:
  1. Guru yang memang kurang kompeten di bidangnya. Saya pernah diajar oleh guru yang seringkali menjawab tidak tahu ketika saya bertanya. Saya rasa hal ini seharusnya tidak boleh terjadi. Jika gurunya saja tidak mengerti, bagaimana muridnya akan mengerti? Memang wajar jika seorang guru tidak sempurna, maksudnya disini logis jika ada beberapa pertanyaaan murid yang tidak terjawab. Logis juga kalau ada beberapa materi yang kurang benar yang disampaikan ke anak. Tetapi saya rasa tidak wajar jika hampir semua pertanyaan saya tidak terjawab dan tidak wajar pula jika terlalu banyak materi yang salah yang disampaikan.
  2. Guru yang belum sadar, bahwa tugas seorang guru adalah MEMBUAT MURIDNYA MENGERTI, bukan sekedar MEMBERI TAHU YANG IA MENGERTI. Menurut saya, kedua hal di atas sangat berbeda dalam sistem pengajarannya. Ketika guru hanya sekedar memberi tahu apa yang dia mengerti, guru tersebut akan berbicara dalam bahasanya sendiri tanpa berusaha menggunakan kata-kata dan kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain. Dan tujuannya hanya untuk memberi PENGAJARAN. Ketika dia sudah mengajar dalam kelas, itu berarti amanah sudah dijalankan. Tentu saja hal ini sangat berbeda dengan MEMBUAT MURIDNYA MENGERTI. Dalam kasus ini, mungkin saja guru sudah mengajar, sudah memberi tahu, tetapi muridnya belum mengerti. Dari kaca mata saya, tugas seorang guru belum selesai sampai disini. Seharusnya dalam kasus ini guru berusaha menerangkan kembali dengan bahasa yang sekiranya lebih mudah dipahami. Jadi tidak serta merta pindah ke bahasan berikutnya walaupun banyak murid yang tidak mengerti apa yang ia sampaikan, seperti yang sering dilakukan oleh para dosen/mantan dosen yang mengajar di sekolah. Ini juga sering terjadi pada guru-guru mata pelajaran eksakta.
  3. Guru yang membuat anak merasa tidak nyaman di kelas. Tidak nyaman di sini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, contohnya saja teman saya di sebuah SMA di Bogor berkata bahwa ada guru disekolahnya yang suka berkata kurang baik (maksudnya yang ‘jorok’). Atau ada juga guru yang suka berkata kasar kepada muridnya. Mungkin kata-kata kasar itu berupa motivasi, tetapi jika cara penyampaiannya berlebihan, dukungan yang diberikan jadi tidak terlihat dan akhirnya malah menjatuhkan semangat siswa. Tidak jarang teman-teman saya mengeluhkan bahwa guru-guru di sekolah mereka kelewat kasar dan itulah yang menyebabkan mereka tidak serius belajar.
  4. Guru yang kurang kreatif memanfaatkan bahan yang ada sehingga tidak bisa membuat aktivitas yang menarik di dalam kelas. Teknologi semakin berkembang, sehingga saat ini ada banyak media yang dapat digunakan sebagai bahan ajar. Tetapi dari sekian banyak guru yang mengajar saya, hanya sedikit dari mereka yang dapat memanfaatkannya, dan tidak banyak pula yang dapat membuat aktifitas-aktifitas yang menarik di dalam kelas.

Guru yang diinginkan/dibutuhkan rata-rata anak:
• Guru yang kompeten di bidang yang diajarkan
• Guru yang wawasannya luas, tidak terbatas di bidang ajarnya
• Guru yang berakhlak baik
• Guru yang gaul
• Guru yang tidak sok asik, tidak sok anak muda, tapi tetap memiliki jiwa muda.
• Guru yang bisa menunjukkan wibawa di depan murid-muridnya
• Guru yang tegas
• Silahkan ditambah untuk masukan

Maaf kalau jadi tekesan bahwa saya mengeluhkan guru-guru yang pernah mengajar saya. Bukan itu yang saya maksud. Saya hanya ingin lebih banyak belajar, karena saya juga ingin jadi guru.

Seorang murid memang tidak boleh bergantung pada guru. Tetapi alangkah baiknya apabila kita sama-sama belajar untuk menjadikan suasana kelas semakin kondusif dan efektif. Alangkah baiknya jika murid berusaha keras untuk meraih nilai sebaik mungkin, dan pada saat yang sama guru juga belajar untuk mengajar sebaik mungkin. Tujuannya agar KBM di kelas semakin menyenangkan.

Sekali lagi saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam note ini.

You Might Also Like

1 comments

  1. bener bgt seperti contohnya pa luthfi bp yang ngajar bhs inggris :0

    ReplyDelete

ayo komen disini :)

Popular Posts