Pahlawan
8:37 AM
Siapakah yang lebih engkau kenal,
kawan, Khalifah Abu Bakr As-Siddiq
r.a. ataukah Batman dengan The Dark Knight Rises-nya? Kisah siapa
yang lebih engkau ingat, kawan,
Khalifah Umar bin Khattab r.a. yang tak satu pun rakyatnya kelaparan ataukah Spiderman yang menutupi identitasnya
dari orang-orang terdekat untuk menyelamatkan mereka? Sikap siapa yang lebih kau hapal, Khalifah
Utsman bin Affan r.a. yang pemalu itu,
ataukah Superman dengan jambul dan
pakaian dalamnya yang entah kenapa ada di tempat yan agaknya kurang tepat –dan
sepertinya ia bahkan tidak malu dengan itu. Kisah heroik mana yang lebih
terpatri di benakmu, sikap ksatria Khalid bin Walid, kuatnya Hulk, atau tameng Captain America?
Lantas jika aku minta sebutkan
wanita yang kau anggap hebat, akankah lidahmu menyeru, “Kartini!”? Mungkinkah
engkau masih mengingat Khadijah r.a., Aisyah r.a., Nusaibah, ataupun bahkan Cut
Nyak Dien? Bagaimana kawan?
Akankah sesuatu muncul di benakmu
jika aku melantunkan nama-nama ini: Shalahuddin Al-Ayubi? Muhammad Al-Fatih?
Alhamdulillah, jika engkau –kita
–masih menjawab sosok pertama dari pertanyaan-pertanyaan di paragraf awal.
Alhamdulillah jika kita mengerti seberapa besar peran shahabiyyah dan para
pejuang muslimah dibandingkan dengan ‘hanya seorang Kartini’. Alhamdulillah,
jika dua nama yang disebut terakhir ini masih membangkitkan sekelumit ingatan
tentang para pemimpin yang mengantar Islam kembali ke masa jayanya.
Rasanya kita sudah terlalu
terkontaminasi, oleh super hero yang
bahkan seringkali tidak masuk akal perilakunya, oleh sosok-sosok yang
dikisahkan sebagai pahlawan tetapi tidak jelas jasanya. Lalu kita pun
dibutakan; sirah tentang figur
pahlawan sesungguhnya telah ditutupi kabut, dibelokkan, atau bahkan sengaja
dihapuskan.
-
Bung Karno dengan semangatnya
yang berkobar menyeru,
JAS MERAH: Jangan lupakan sejarah!”
Bahkan Allah SWT telah berfirman
dalam Al-Furqon, Al-Qur’an yang menjadi pembeda,
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok…” (Q.S. Al-Hasyr 59:18)
Itu sebabnya para pembesar, dulu
dan kini, adalah orang-orang yang menguasai sejarah. Mereka tahu, siapa
sesungguhnya sosok-sosok yang harus mereka teladani. Mereka menjadi insan yang
bangga bahwa mereka Muslim karena mengetahui kisah perjuangan, dan kemenangan
para pendahulunya. Mereka tidak mudah terpengaruh para Liberalis, ataupun kaum Orientalis karena
mereka mampu membeda antara yang benar dan yang salah, bukan menjadi golongan
yang terombang-ambing oleh ketidakpastian di sekelilingnya. Lalu bagaimanakah
dengan kita?
Sebuah teguran, sebuah renungan,
karena diri ini pun belum banyak memahami. Mudah-mudahan kita semua diberi
hidayah oleh-Nya untuk senantiasa belajar, menjadi Muslim yang bangga karena
Islam yang jaya, di tangan kita. Aamiin
yaa Rabbal ‘alamin.
Ah, ya. 10 November 2012. Selamat hari pahlawan! Karena Bung Tomo pun
seorang yang hanif, pemuda yang menggemakan takbir dalam perjuangannya. Semoga
kita mampu menjadi pahlawan-pahlawan berikutnya.
Awalnya ingin mengisahkan tentang Muhammad Al-Fatih. Tapi mungkin lain kali.
Besok, dan lusa: Rangkaian 1st Movement ITB 2012. Innallaha ma’ana. Bismillahirrahmaanirrahiim.
1 comments
HAMASAH!!!
ReplyDeleteayo komen disini :)