Senja Itu

9:07 PM

Kita bisa saja duduk di tempat yang sama selama satu bulan, dua bulan, bahkan enam bulan di dekat seseorang tapi tak merasakan apapun. Kita bisa saja bekerja bersama seseorang satu minggu, dua minggu, atau mungkin hingga setahun lamanya namun tak mendapatkan apapun. Tapi ternyata, dengan satu jam duduk, berbincang berhadapan aku mendapat banyak hal di senja itu.

***

Laptop biru itu sudah meradiasikan panasnya. Sudah berjam-jam ia menyala, walau sesekali ditinggal pemiliknya. Jahat memang, terkadang manusia tidak berperike-laptop-an hingga akhirnya hanya bisa marah-marah sendiri saat laptop itu rusak. Sesaat kemudian laptop itu ditutup dengan cukup kasar oleh sang pemilik. Ia panik.

"Ayo udah mau dikunci studionya sama yang jaga," ujar kawannya.
"Gambar udah dikumpulin?"
"Ke mana aja dari tadi?"

Semua pertanyaan dan pernyataan itu datang bertubi-tubi. Sang pemilik laptop itu bertambah gusar. Ditambah lagi panggilan dan pesan di telepon genggamnya terus berdatangan. Apa yang dikerjakannya di laptop itu  pun belum selesai.

Ah, ya. Sebelum lupa lebih baik kuperkenalkan dulu. Pemilik laptop itu aku.

***

Langit sudah meredup. Bukan hanya karena senja mulai menua, tapi juga karena mendung sudah menyelimuti langit. Aku melangkah terburu-buru keluar dari gedung kuliah. Penatnya studio masih sangat terasa, ditambah lagi aku masih harus melakukan briefing untuk proyek baru kami di sekretariat unit. Langkah cepatku tiba-tiba saja terhenti.

Seseorang dengan wajah innocent duduk di depan mushola. Pemandangan yang menarik. Di hari pengumpulan portofolio (yang akhirnya ditunda karena kebanyakan dari kami belum menyelesaikannya) ada orang yang masih bisa duduk-duduk santai menikmati senja.

"Ngapain di sini?" sapaku. Jawabannya hanya sebuah cengiran, bahkan itu bukan senyum.

Entah kenapa aku tertarik untuk mendekat dan duduk. Aku lupa semua itu bermula dari mana. Tapi yang jelas seluruh percakapan mengalir begitu saja. Mulai dari kehidupan arsitektural kami selama satu semester, kesenangan kami untuk berorganisasi, mengapa kami ada di titik ini, mimpi-mimpi kami, keluarga kami, dan juga apa yang kami rasa. Aku sendiri tidak pernah menyangka aku mampu selugas itu bertutur. Padahal aku tak mampu bercakap selengkap itu kepada orang lain sebelumnya.

***

Semester ini tidak berjalan sebaik yang aku rencanakan. Boleh jadi cum laude tidak dalam genggaman, boleh jadi aku tak maksimal dalam memainkan peran, boleh jadi wawasanku tak banyak berkembang. Tapi aku bersyukur, setidaknya kali ini satu sahabatku bertambah. Inisialnya AS :)

You Might Also Like

0 comments

ayo komen disini :)

Popular Posts