Celoteh tentang Leadership
6:55 AM
Tentang sistem internal
Ketika chaos sering
terjadi, mungkin saja itu adalah indikasi sistem internal yang belum baik. Mungkin
dalam keberjalanan kepemimpinan itu, kita pantas bertanya: sudah seberapa rata
informasi menyebar di dalam kelompok? Sudah seberapa rata beban kerja yang ada
pada tiap individu?
Kepemimpinan kolektif bukan hanya tentang bagaimana tiap
individu dalam kelompok memiliki ideologi dan visi yang sama. Tak juga hanya
sekadar mengedepankan hasil yang optimal. Ada nilai lebih yang seharusnya bisa
diambil dengan kepemimpinan kolektif. Ya, kalau sekadar hasil, satu orang bisa
saja cukup untuk mencapai tujuan. Tapi prosesnya,
seharusnya bisa lebih baik apabila dikerjakan bersama. Lalu bagaimana agar
prosesnya bisa jadi lebih baik?
Gue mau mengutip dari buku John C. Maxwell “17 Indisputable Laws of Teamwork”. Ada
suatu hukum yang menurut gue seringkali tidak ada dalam kelompok. Hukum Tempat yang Tepat. Semua
pemain memiliki tempat khusus di mana mereka bisa memberikan nilai tambah
paling banyak. Sudahkah tempat itu terisi? Sudahkah kita merasa berada di
tempat yang tepat?
Pertanyaan gue sederhana, dalam kehidupan sehari-hari kita
di kemahasiswaan, ketika kita berada dalam satu kelompok: pernahkah kita
berpikir untuk memastikan teman-teman yang punya penyakit khusus membawa obat
mereka, telah meminum obat jika memang harus? Pernahkah kita berpikir untuk memastikan
tidak ada barang yang tertinggal setelah kumpul berakhir? Pernahkah kita
berpikir untuk memastikan semua teman pulang dengan selamat sampai tujuan? Pernahkah
kita berpikir untuk memastikan informasi sampai dengan baik sampai ke tataran grass root? Pernahkah kita berpikir
untuk segera berusaha menenangkan yang lain ketika suasana sedang panik? Pernahkah
kita berinisiatif untuk menyemangati teman yang lain dengan candaan yang mungkin tidak penting? Pernahkah kita berinisiatif
untuk memastikan semua tempat tadi terisi? Pernahkah kita berinisiatif untuk
menelaah tempat-tempat macam apa lagi yang seharusnya diisi? Apakah peran ini
semuanya diemban oleh satu orang? Atau hanya segelintir orang? J Kalau jawabannya
‘tidak’ , berarti semua yang gue tulis di sini hanya sebatas prasangka, tidak
berdasar. Kalaupun jawabannya ‘iya’, silahkan direnungi saja apakah tulisan ini
ada benarnya atau tidak. Atau lebih buruk lagi, apakah selama ini tidak ada yang mengisi tempat-tempat itu?
Ada beberapa catatan yang bisa diambil dari bagian ‘Hukum Tempat yang Tepat’ dalam buku “17 Indisputable Laws of Teamwork”; untuk
bisa mengisi tempat yang tepat prequisite-nya
adalah:
1. Memahami tim (paham latar belakang dan tujuan
tim)
2. Memahami kondisinya (paham ada di fase apa
tim ini dan kebutuhannya)
3. Memahami pemainnya (paham pengalaman,
keahlian, temperamen, sikap, hasrat, kemampuan sosial, kedisiplinan, dan
kekuatan emosional setiap orang dalam tim)
Lebih jauh lagi, yang harus dilakukan adalah menanamkan rasa
aman dan nyaman dalam tim, memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri,
percaya pada pemimpin, melihat kondisi tim secara menyeluruh, serta
mengandalkan pengalaman yang kita miliki.
Well, that’s theoretically.
Bagi gue yang dibutuhkan sederhana: kepekaan dan inisiatif. Kalau kita mau
membuka mata, ada banyak peran yang sebenarnya bisa kita ambil, atau bahkan
harus kita isi. Setiap diri kita itu spesial, maka dari itu harusnya kita punya
peran masing-masing; bukan sekadar menjadi bagian dari komunitas. Ya, kita
harus terbiasa mencari kontribusi lebih apa yang bisa kita berikan. Bukan
sekadar menunggu dimintai tolong, bukan hanya diam sampai semuanya jadi
berantakan. Lain ceritanya kalau yang kita harapkan di sini hanya jabatan. Tapi
rasanya dangkal sekali jika dalam berorganisasi, dalam menjadi pemimpin secara
kolektif, tujuan kita hanya sebatas itu. J
Tentang actor-network theory
Konsep ini diajarkan seorang pemateri dalam Sekolah Sosialnya
PSIK yang gue ikuti semester 2 kemarin. Actor
network theory adalah alat analisis
sosial yang menggambarkan keterkaitan antara seluruh aspek dalam suatu
komunitas, pendekatannya bisa dengan power
relation/mutual relation. Ia akan berbentuk bagan yang menjelaskan hubungan
yang terjalin dalam internal komunitas. (Kurang detail ya? Kalau ada yang
ingin mengoreksi/menambahkan silahkan hehe J ) Intinya, ditekankan bahwa dalam suatu komunitas, seorang
pemimpin adalah orang yang memiliki paling banyak relasi dengan anggota dalam suatu
komunitas. Pantaskah kita jadi pemimpin kalau lingkaran pengaruh kita masih
sangat kecil? J
Yuk mulai dari hal-hal sederhana, dengan senyum, sapa, dan salam. Kepemimpinan
di lapangan akan lebih mudah diinisiasi jika sebelumnya kita telah memulai interaksi
informal. Siapa juga sih yang senang disuruh-suruh oleh orang yang tidak ia
kenal sebelumnya?
Tentang menjadi lebih dari biasa
Orang yang mampu mengondisikan lapangan, mungkin banyak. Orang
yang mampu memimpin, mungkin banyak. Tapi orang yang punya visi, sedikit, bisa
jadi terhitung jari. Pemimpin seharusnya benar-benar paham dan sadar, mau
dibawa kemana orang-orang yang ia pimpin. Ia harus punya visi yang jelas, bukan
sekadar memimpin dengan mengikuti tradisi semata. Tergeraknya orang lain adalah cermin dari obsesi diri. Maka visi
itu harus juga terinternalisasi secara mendalam pada diri kita agar semangatnya
tertular kepada teman-teman lainnya.
Sekian dan terima kasih.
Karena umumnya, pemimpin
adalah representasi dari orang-orang yang dipimpinnya. Maka ketika
pemimpinnya saja tidak capable,
bagaimana dengan bawahannya? J
2 comments
bagus tulisannya dan setuju Tik
ReplyDeletekadang2 ada juga orang yang udah kebiasa mimpin tapi akhirnya kurang berhasil pas di tempat yang baru (termasuk gw haha).
salah satu penyebabnya adalah mereka gagal menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang punya latar belakang jauh berbeda. Akhirnya, pemimpin2 itu make cara2 lama yang gabisa disamain ke orang2 baru. kegagalan itu berakibat ke produktivitas tim, karena "leadership is about people" CMIIW
Baru baca dhik. Rasanya lucu ya membaca tulisan 2 tahun yang lalu. Semangat bos semoga selalu menjadi Dhika yang patut diteladani dalam kepemimpinannya :)
ReplyDeleteayo komen disini :)