Sebuah Catatan Untukmu

11:09 AM

Selamat sore, kawan.

Catatan ini aku tulis untukmu, massa Gunadharma, terutama untuk teman-teman 2012 tersayang dan adik-adik 2013.

Beberapa hari terakhir suasana di IMA-G rasanya melesu. Sekretariat himpunan sepi. Wajah-wajah IMA-G juga begitu, terlihat lelah dan terkuras energinya. Aku pun mengakui, kehidupan akademik di akhir semester ini begitu luar biasa sampai sebagian dari kita mulai kehilangan harapan. Status-status facebook yang berupaya memotivasi diri mulai banyak bermunculan. Gelombang pesimisme mulai beresonansi di berbagai sudut, menyambar satu per satu mahasiswa arsitektur.

Tapi, apakah kita akan diam dan berlarut-larut dalam kondisi ini?

Hidup adalah pilihan, dan kita selalu bisa memilih: mundur atau terus berjuang. Memang begitu mudah mencari 1000 alasan untuk menghindar dan begitu sulit menemukan 1 alasan untuk berbuat kebaikan. Aku hanya ingin mengingatkan, bahwa kita tidak perlu lagi mencari-cari alasan itu, kawan. Bukankah kita ada di sini bukan tanpa tujuan? Bukankah kita telah bersepakat bahwa kita akan memperjuangkan satu tujuan yang sama?

Sulit, memang. Kita pun pernah tidak berhasil, tidak optimal. Kita juga pernah merasakan jatuh.

Oh yes the past can hurt. But you can either run from it, or learn from it” – Rafiki dalam Lion King

Jadi, pilih yang mana?

Saat ini IMA-G memang sudah seharusnya kita yang memegang, kawan.

Kita memang perlu berkorban untuk mempertahankan dan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan IMA-G. Namun ada lebih banyak hal yang harus dikorbankan apabila kita menyia-nyiakan bangunan yang telah kokoh berdiri lebih dari 60 tahun.

Saat ini kita boleh saja merasa kita belum mampu. Saat ini kita boleh saja berujar kita belum pantas. Jika memang itu yang kita rasakan, maka solusinya sederhana: sama-sama belajar. Everyone was first an amateur. Semua orang pernah belum bisa dan belum tahu. Dan kita semua juga bisa berjuang untuk menjadi bisa dan pantas.

Sore ini aku masih percaya, kawan.

Kita memang harus bersama untuk melewati bukit yang terjal, walau mungkin itu berarti kita harus melangkah lebih lambat. Namun, kebersamaan itu juga ternyata memiliki syarat: kemauan untuk berbagi. Bagilah seluruh potensi yang kita punya. Bagilah semangat dan optimisme yang kita punya. Tanpa memberi, kita akan terus menuntut untuk menerima. Pada akhirnya kita tidak akan mendapatkan apa-apa.

Aku pun masih percaya bahwa sejatinya setiap dari kita peduli, setiap dari kita punya potensi. Kita hanya terlalu sering berprasangka buruk terhadap satu sama lain, juga terhadap diri sendiri: bahwa yang lain tidak peduli, bahwa yang lain tidak menghargai, bahwa kita tidak dicari, bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa, bahwa apapun yang kita lakukan tidak akan berpengaruh. Kita hanya terlalu sering berbagi pesimisme tanpa dibalas berbagi mimpi indah dan harapan.

Kali ini, izinkan aku berandai-andai, kawan.

Jika kita mau memandang jauh, sebagai pemuda calon pemimpin di masa depan, bisa jadi kondisi seperti ini akan kita hadapi kelak. Bisa jadi salah satu dari kita menjadi CEO sebuah BUMN, bisa jadi salah satu teman kita adalah arsitek dari sebuah proyek besar yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, atau bukan tidak mungkin salah satu dari kita menjadi pemimpin negeri ini.

Coba bayangkan, ketika ada di posisi itu kita harus mempertaruhkan keutuhan bangsa, mempertaruhkan kesejahteraan rakyat Indonesia, lalu kemudian kita menyerah begitu saja. Maka bukan tidak mungkin Indonesia hanya tinggal nama; kekayaan alam, SDM, dan budayanya tak akan berarti apa-apa. Kemudian sejarah akan mencatat kita sebagai generasi yang gagal.

Itukah yang kita inginkah, kawan?

Aku rasa tidak demikian. Maka dari itu, ayo semangat lagi :) Bangsa ini menanti kita, yang bergerak bersama untuk memberi manfaat sebesar-besarnya.

Hari ini adalah awal yang baru, bagiku, bagimu, bagi kita semua. Mulai hari ini, masa depan kita, kitalah yang menentukan. Yuk, berhenti berprasangka. Tak ada salahnya mengutuk kegelapan, tapi akan jauh lebih baik jika kita juga menyalakan cahaya: bergerak bersama menyinari Indonesia :)

Terakhir, aku hanya berharap kita memendam mimpi yang sama. Hari ini, mimpiku sederhana. Sesederhana kembalinya semangat dan senyuman yang bisa kulihat di foto ini. Aku percaya, kebersamaan bukan hanya membuat semua menjadi lebih mudah, tetapi juga lebih menyenangkan.


Photo credit: Aloysius Rio

Jika kamu pun percaya, bagilah semangat itu: tuliskan “I believe we can do it :)” pada kolom komentar di bawah. Since I do believe that we can do it!

Vivat vivat G! IMA-G tetap jaya!


Jatinangor, 7 Desember 2014
Atika Almira
Anggota Biasa Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma

You Might Also Like

0 comments

ayo komen disini :)

Popular Posts