Hai, adikku
12:42 AM
Hai, adikku; yang lemah lembut
menjadi panggilanmu.
Jika setahun lalu aku banyak
bertutur lewat gambar dan kata, tahun ini aku tidak punya apa-apa. Maka
izinkanlah aku menyebut 6 Juli kemarin sebagai hadiah ulang tahunku untukmu.
Jangan, jangan kau lihat berapa harganya karena bahkan itu pun bukan dari hasil
keringatku. Tapi lihat berapa lama waktu yang kita habiskan bersama.
Hai, adikku; yang kami cintai.
Hadiahku kali ini adalah sekadar
pengalaman baru. Naik taksi berdua ke Jakarta, ikut seminar berdua, naik busway
berdua, bertemu tokoh-tokoh yang mungkin tak pernah kita pikir akan kita jumpa.
Aku hanya ingin kita sama-sama melihat dunia ini lebih luas. Aku hanya ingin
kita sama-sama banyak mencoba hal baru. Tak akan cukup jika pesanku itu hanya
diucap di bibir saja. Lebih menyenagkan jika kita menjalaninya bersama, kan? :)
Hai, adikku; yang aku berharap
mampu menjadi teladan bagimu.
Ada banyak pesan yang sebenarnya
bisa kita tarik dari apa yang kita jalani kemarin. Tapi satu hal yang aku ingin
kau ukir di hatimu, bahwa hidupmu bukan untuk dirimu sendiri. Ada banyak kerja
yang harus dilakukan, ada banyak cita yang menggantung di pundakmu. Maka
kuatkanlah dirimu, diri kita sejak sekarang. Agar mulai saat ini, kita bisa
senantiasa menjadi orang yang berarti karena mampu memberi manfaat. Bukankah
Rasulullah saw. berujar,
“Sebaik-baik di antaramu adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
Hai, adikku; yang aku tahu semangat
masih meletup-letup dalam hatimu.
Seperti yang
kita dengar bersama, Pak Handry Satriago berpesan,
“Bermimpilah setinggi mungkin, tapi beri mimpimu kaki agar ia mampu berpijak di bumi.”
Dan disambung
dengan pesan Pak Adhyaksa Dault,
"Jangan setengah-setengah!”
Cari dirimu, gali
semua yang kamu punya. Jangan ragu-ragu dan takut mencoba. Sungguh, ada banyak
hal yang akan kamu nikmati jika kamu berlelah-lelah dalam menjalaninya.
Bukankah Imam Syafi’i juga berkata,
“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.”
Kejar mimpimu, kejar! Dan nikmati hidupmu :D
Hai, adikku;
yang lakunya digugu oleh adik-adiknya pula.
Percayalah bahwa
usiamu kini adalah saat-saat yang harus engkau nikmati. Jangan kau sesali jika
waktumu hanya habis untuk mendekam di bawah selimut, di atas kasur yang empuk. Buka
pintu kamarmu, langkahkan kakimu dan tataplah dunia ini. Buka pikiranmu,
bacalah dunia ini, dengarlah tutur kawanmu. Tersenyumlah, maka dunia akan
tersenyum kepadamu.
Hai adikku,
mungkin terlambat, selamat berusia 16 tahun. Kakak sayang kamu, selalu :)
Pantai Nirwana, Pulau Buton 2011
Rumah, Bogor, 1999
0 comments
ayo komen disini :)